Rupiah Digital
Selasa, 06 Desember 2022 13:31 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan 3 alasan di balik perilisan rupiah digital. Hal itu diungkapkan olehnya dalam talkshow Rangkaian Birama: Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital yang ditayangkan secara virtual, Senin, 5 Desember 2022.
Pertama, karena BI merupakan satu-satunya institusi yang berwenenang untuk merilis mata uang digital sebagai alat transaksi resmi.
Dengan kata lain, aset-aset semacam cryptocurrency di luar rupiah digital tidak bisa digunakan untuk bertransaksi secara resmi di Indonesia.
“BI adalah satu-satunya lembaga negara sesuai Undang-undang (UU) yang berwenang mengeluarkan digital currency yang kita sebut digital rupiah sementara yang lain tidak sah,” ujar Perry.
Kedua, berkaitan dengan upaya BI untuk memberikan layanan sesuai demografi yang tengah berkembang di dalam negeri saat ini.
Berhubung masyarakat saat ini didominasi oleh generasi milenial yang sudah lebih beradaptasi dengan instrumen digital, BI pun berusaha beradaptasi dengan merilis mata uang yang nonfisik yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
“60% penduduk itu sudah milenial, apalagi anak-anak cucu kita. Mereka anak-anak kita memerlukan alat pembayaran digital,” tutur Perry.
Ketiga adalah untuk mendorong kemudahan dalam melakukan kerja sama internasional yang pada gilirannya dapat turut memperkuat inklusi keuangan.
“Alasan ketiga, BI mengeluarkan central bank digital currency yang kita sebut digital rupiah karena ini agar kita tetap bisa terus kerja sama internasional,” kata Perry.
Perbedaan rupiah digital dan konvensional
Perry pun mengungkapkan perbedaan antara rupiah digital dan konvensional. Ia mengatakan, rupiah digital sebenarnya sama dengan mata uang pada umumnya yang berfungsi sebagai alat pembayaran sah di Indonesia, hanya bentuknya saja yang berbeda.
“Prinsipnya sama dengan alat pembayaran yang ada. Bedanya, yang itu bentuknya kertas, yang ini digital,” katanya.
Rupiah digital ini pun dikatakan Perry akan memuat berbagai fitur yang sama seperti uang kertas, seperti gambar pahlawan, kesenian, dan sebagainya. Fitur-fitur tersebut dibuat dalam bentuk kode yang terenkripsi dan dibuat oleh tim khusus. (*)
Bagikan