Amerika dan Jepang Siap Meluncurkan Satelit Kayu Pertama di Dunia

Rabu, 15 November 2023 22:40 WIB

Penulis:Pratiwi

satelit kayu.jpg

 

JAKARTA (sijori.id) - Badan Antariksa Amerika NASA dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) berencana meluncurkan satelit kayu pertama di dunia ke luar angkasa. Sebuah  upaya menjadikan penerbangan luar angkasa lebih berkelanjutan.

LignoSat, satelit seukuran cangkir kopi yang terbuat dari kayu magnolia, akan diluncurkan ke orbit Bumi pada musim panas 2024. Kayu tidak akan terbakar atau membusuk di ruang hampa udara yang tak bernyawa, namun kayu tersebut akan terbakar menjadi abu halus saat masuk kembali ke atmosfer bumi.

Ini  menjadikannya bahan yang sangat berguna dan dapat terbiodegradasi untuk satelit masa depan. Setelah berhasil menguji sampel kayu mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) awal tahun ini, para ilmuwan yakin satelit uji tersebut layak untuk diluncurkan.
 

“Tiga spesimen kayu diuji dan tidak menunjukkan deformasi setelah terpapar luar angkasa,” kata para peneliti dalam sebuah pernyataan pada bulan Mei.

“Meskipun lingkungan luar angkasa ekstrem yang melibatkan perubahan suhu signifikan dan paparan sinar kosmik intens dan partikel matahari berbahaya selama sepuluh bulan, pengujian memastikan tidak ada dekomposisi atau deformasi, seperti retak, melengkung, terkelupas, atau kerusakan permukaan.”

Sebagaimana ditulis Live Science Rabu 15 November 2023, untuk memutuskan kayu mana yang akan digunakan, para ilmuwan mengirimkan tiga sampel kayuke ISS untuk disimpan dalam modul yang terpapar ke luar angkasa. Tiga jenis kayu tersebut  adalah magnolia, cherry dan birch. Para peneliti memilih magnolia karena kecil kemungkinannya pecah atau pecah selama pembuatan.

Lebih dari 9.300 ton  benda luar angkasa  termasuk sampah luar angkasa seperti satelit yang tidak beroperasi dan bongkahan roket bekas  saat ini mengorbit Bumi. Namun logam berkilau yang terbuat dari bahan  seperti titanium ringan dan aluminium, meningkatkan kecerahan langit malam secara keseluruhan lebih dari 10% di sebagian besar planet. Ini  menciptakan polusi cahaya sekitar yang membuat fenomena luar angkasa jauh lebih sulit dideteksi.
 

Pesawat ruang angkasa yang terbuat dari logam juga mahal dan menimbulkan ancaman bagi ISS, pesawat ruang angkasa lain yang membawa manusia. Satelit kayu seperti LignoSat secara teori seharusnya tidak terlalu berbahaya dibandingkan sampah luar angkasa. (*)