perdagangan
Jumat, 16 Desember 2022 08:15 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca perdagangan Indonesia per November 2022 kembali surplus mencapai US$5,16 miliar atau setara dengan Rp80,5 triliun (kurs Rp15.600 per dolar AS). Namun jika dibandingkan pada Oktober 2022 neraca perdagangan turun dari US$5,67 miliar atau Rp88,5 triliun.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M.Habibulah mengatakan, neraca perdagangan Indonesia capaian surplus neraca perdagangan barang ini terjadi karena nilai ekspor masih lebih tinggi dari nilai impor pada bulan tersebut.
"Pada November 2022 neraca perdagangan surplus mencapai US$5,16 miliar, sehingga neraca perdagangan membukukan surplus 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar dia dalam konferensi pers Virtual, pada, Kamis, 15 Desember 2022.
Penyumbang surplusnya neraca perdagangan per November 2022 kinerja ekspor Indonesia yang mengalami pertumbuhan. Adapun nilai ekspor tercatat sebesar US$24,12 miliar atau Rp376,8 triliun dan nilai impor tercatat sebesar US$18,96 miliar atau Rp296,2 triliun.
Surplus November ini jika dibandingkan dengan November 2021 didorong oleh kenaikan ekspor 5,58% dan penurunan impor 1,89%.
Untuk negara penyumbang surplus perdagangan nonmigas terbesar yakni negara Amerika Serikat sebesar US$1,3 miliar atau Rp20,3 triliun India dengan surplus sebesar US$1,17 miliar atau setara dengan Rp18,2 triliun, dan Filipina sebesar US$1,02 miliar atau setara dengan Rp15,9 triliun.
Sedangkan untuk neraca perdagangan komoditas migas, nilainya defisit sebesar US$1,67 miliar atau Rp26 triliun, dengan penyumbang utamanya adalah minyak mentah dan hasil minyak.
Alhasil, neraca perdagangan secara kumulatif dari Januari 2022 hingga November 2022 mencatat total surplus sebesar US$50,59 miliar atau setara dengan Rp790,3 triliun. (*)
Bagikan