KAI
Senin, 30 Oktober 2023 08:49 WIB
Penulis:Pratiwi
Editor:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Pembangunan kereta ringan atau atau light rail transit (LRT) di Pulau Bali melibatkan PT MRT Jakarta (Perseroda) yang lebih berpengalaman karena kekurangan sumber daya.
Seperti dikutip TrenAsia.com dari laman Antara pada Sabtu, 28 Oktober 2023 dalam rencana pengembangan transportasi umum menjadi lebih baik, Bali meminta bantuan dari Jakarta yang sudah berpengalaman mengembangkan sistem angkutan umum melalui nota kesepahaman (MoU). MoU tersebut dibuat antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Pemerintah Provinsi Bali.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, meskipun MoU kerja sama tersebut sudah ada, pihaknya masih memberikan bantuan yang sifatnya in-kind (barang atau jasa) karena bentuk bantuan konkret masih dalam pembahasan.
“Peran kami saat ini masih sekadar memberi saran terkait perencanaan desain, skema pembiayaan, pembangunan stasiun, dan lain sebagainya,” kata Tuhiyat dalam agenda Forum Jurnalis MRT.
Lebih lanjut Tuhiyat mengatakan, saat ini sudah ada tim ad-hoc yang berkomunikasi setiap hari dengan pemerintah Bali terkait kerja sama tersebut. Pemprov Bali juga sudah menunjuk satu perusahaan daerah (perusda) untuk menangani semua kebutuhan terkait kerja sama itu sebelum nantinya didirikan perusda sendiri yang menangani urusan transportasi.
Selanjutnya, Pemerintah DKI Jakarta dan Bali akan merancang Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk menindaklanjuti MoU sebelumnya dan memperjelas peran PT MRT Jakarta dalam pengembangan sistem transportasi massal di Bali.
“PKS itulah yang menentukan apakah peran PT MRT akan sebagai penasihat, atau pemegang saham, atau kontraktor, kami masih tunggu pembahasan PKS,” kata Tuhiyat.
Tuhiyat mengharapkan pembahasan perjanjian dapat rampung secepatnya karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta rapat terbatas yang membahas hal tersebut digelar bulan depan.
September lalu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menargetkan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek LRT di Pulau Bali, yang melintasi Bandara I Gusti Ngurah Rai, dapat dilakukan awal 2024.
"Kita harap groundbreaking early next year, awal tahun depan, kita bisa groundbreaking karena itu studinya sudah lama dilakukan, tapi karena terbentur COVID-19, tadi kita hidupkan lagi," kata Luhut setelah rapat terbatas Integrasi Transportasi Publik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 27 September 2023.
Dikutip dari TrenAsia.com proyek LRT Bali diprediksi menelan dana hingga tiga kali lipat pembangunan normal karena dibangun di bawah tanah. Biaya investasi yang dibutuhkan diperkirakan mencapai US$596,28 juta atau setara Rp9,17 triliun. (*)
Bagikan
PGN
10 bulan yang lalu