India
Sabtu, 25 Maret 2023 21:56 WIB
Penulis:Pratiwi
NEW DELHI (sijori.id) - Militer India mulai terdampak perang Ukraina. Rusia disebut tidak dapat mengirimkan pasokan pertahanan vital yang telah dijanjikannya kepada militer negara tersebut. Kondisi itu diakui Angkatan Udara India dalam pernyataan resmi yang disampaikan kepada Komite Pertahanan Parlemen. Sebelumnya New Delhi sudah khawatir invasi Moskow ke Ukraina dapat memengaruhi pasokan militer dari sumber peralatan pertahanan terbesar India. Dan pernyataan Angkatan Udara ini adalah konfirmasi resmi pertama adanya masalah tersebut.
Sebagaimana dilaporkan Reuters 23 Maret 2023, seorang perwakilan angkatan udara India mengatakan kepada Parlemen bahwa Rusia telah merencanakan pengiriman besar tahun ini. Tetapi itu tidak akan terjadi. “Rusia telah memberi tahu secara tertulis bahwa mereka tidak dapat menyampaikan senjata,” kata Angkatan Udara India.
Pernyataan itu tidak menyebutkan secara spesifik senjata apa yang tidak bisa dikirim. Namun pengiriman terbesar yang sedang ditunggu India adalah unit sistem pertahanan udara S-400 yang dibeli pada 2018 seharga US$5,4 miliar. Tiga dari sistem ini telah disampaikan dan dua lagi sedang menunggu. Angkatan Udara India juga bergantung pada Rusia untuk suku cadang jet tempur Su-30MKI dan MiG-29.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Rusia di New Delhi saat dikonfirmasi Reuters mengatakan tidak memiliki informasi hal tersebut. Juga tidak ada tanggapan dari Rosoboronexport, yang bertanggungjawab pada merupakan cabang ekspor senjata pemerintah Rusia.
Rusia telah menjadi sumber utama senjata dan peralatan pertahanan India selama beberapa dekade. Selama dua dekade terakhir, New Delhi telah berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada Moskow dan memandang ke barat termasuk membeli senjata Prancis, Amerika Serikat, dan Israel.
Ini juga mendorong perusahaan India untuk memproduksi lebih banyak di rumah bekerja sama dengan pemain global.
Angkatan Udara India juga memberi tahu parlemen bahwa perang Rusia-Ukraina sangat memengaruhi pasokannya. Ini memaksa mereka memangkas pengeluaran modal yang diproyeksikan untuk modernisasi untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Maret 2024. Pemotongan hampir sepertiga dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya.
Angkatan udara telah memproyeksikan belanja modal sebesar 853 miliar rupee ($10,38 miliar) untuk tahun fiskal 2022-2023. Dan memangkasnya menjadi 588 miliar rupee ($7,15 miliar) dalam anggaran nasional yang disajikan pada bulan Februari.
Harsh V. Pant, wakil presiden studi dan kebijakan luar negeri di think thank Observer Research Foundation yang berbasis di New Delhi menyebut, pengakuan Angkatan Udara India ini sangat serius. Menurutnya ini menggarisbawahi masalah yang telah mengganggu India. “Dan krisis Ukraina telah mempercepat tren bahwa India untuk melakukan diversifikasi persenjataan,” katanya dikutip CNN.
Pemasok Utama
Pada Februari 2023 Kantor Berita TASS laporan Rusia memasok India dengan sekitar US$13 miliar senjata dalam lima tahun terakhir. Dan dan New Delhi telah memesan ke Moskow senjata dan peralatan militer lebih dari US$10 miliar.
Dmitry Shugayev, kepala Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknik-Militer saat itu mengatakan sanksi barat tidak mempengaruhi pesanan senjata Rusia. India, China, dan beberapa negara Asia Tenggara diyakini telah mempertahankan minat mereka untuk membeli senjata mereka.
Shugayev juga mengatakan pelanggan Asia sangat tertarik dengan sistem pertahanan rudal S-400, sistem rudal permukaan-ke-udara jarak pendek seperti Osa, Pechora atau Strela. Selain itu pesawat tempur Su-30 dan MiG-29, helikopter dan drone.
Pejabat militer Rusia lainnya dikutip oleh kantor berita Interfax mengatakan Moskow sedang memproduksi sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 untuk India dan bermaksud untuk menyelesaikan pengiriman tepat waktu.
Awal Maret 2023 ini Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan upaya besar-besaran untuk membangun kapasitas guna memproduksi lebih banyak senjata untuk perang. Sebuah sebuah langkah yang menurutnya sangat dibutuhkan.
Sebuah laporan SIPRI yang diterbitkan bulan Maret ini mengatakan Rusia tetap menjadi pemasok senjata terbesar India. Meskipun impor pertahanan turun dari 62% menjadi 45% antara 2017 hingga 2022.
September 2022 lalu seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan Washington sedang dalam pembicaraan mendalam dengan India mengenai ketergantungannya pada senjata dan energi Rusia. Pejabat itu mengatakan Rusia tidak lagi menjadi pemasok senjata yang dapat diandalkan. Dan perwakilan India disebut mulai memahami bahwa mungkin ada manfaat nyata bagi mereka untuk menemukan pasar lain.
Sejak awal perang di Ukraina, India dengan hati-hati mengambil jalan tengah. New Delhi telah menolak mengutuk serangan Moskow. India juga terus meningkatkan pembelian minyak, batu bara, dan pupuk Rusia.
Di sisi lain India juga mempertahankan hubungan dekat dengan Barat khususnya Amerika Serikat. Ini karena New Delhi memiliki hubungan yang tidak baik dengan China. (*)
Bagikan