Kamis, 02 Oktober 2025 08:31 WIB
Penulis:Pratiwi
Editor:Pratiwi

AFGHANISTAN (sijori.id) - Afghanistan mengalami pemadaman internet total sejak Selasa (30/9), setelah Taliban memutus akses jaringan dalam upaya memberantas apa yang mereka sebut sebagai “aktivitas tidak bermoral.” Langkah ini memicu kekhawatiran isolasi lebih dalam bagi 43 juta penduduk yang hidup di bawah aturan semakin ketat.
Lembaga pemantau internet NetBlocks melaporkan bahwa sejumlah operator telekomunikasi telah terputus sejak Senin malam. Gangguan juga berdampak pada layanan telepon, menyebabkan negara itu terputus sepenuhnya dari dunia luar. Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA) mendesak Taliban segera memulihkan akses internet dan telekomunikasi secara nasional.
Warga diaspora melaporkan kehilangan kontak dengan keluarga. “Dari kemarin tidak ada komunikasi sama sekali. Kami bahkan tidak tahu mereka aman atau tidak,” kata Mohammad Hadi, warga Afghanistan di India. Rasa panik melanda komunitas diaspora yang selama ini bergantung pada internet untuk tetap terhubung.
Media lokal seperti Tolo News mengaku operasionalnya lumpuh. Kantor berita internasional, termasuk AP dan AFP, juga kehilangan kontak dengan biro mereka di Kabul. Pemadaman ini dinilai sebagai yang paling luas sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021, memunculkan kekhawatiran kembalinya era pembatasan ekstrem atas media dan komunikasi publik.
Pejabat Taliban menyebut pemutusan ini diperintahkan langsung oleh Mawlawi Haibatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi kelompok tersebut. Gubernur Balkh, Haji Zaid, mengatakan sistem alternatif akan disiapkan untuk “kebutuhan esensial,” tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pemutusan akses berdampak besar pada kehidupan warga. Banyak pelajar perempuan yang selama ini mengandalkan kelas daring kini kehilangan akses. Aktivis hak perempuan menyebut kebijakan ini “membungkam jutaan suara” dan memutus jalur vital Afghanistan ke dunia luar.
“Kesunyian tanpa suara warga Afghanistan sangat menyakitkan. Dunia kini gelap tanpa mereka,” tulis Mariam Solaimankhil, anggota pemerintahan Afghanistan dalam pengasingan, di platform X. Ia bahkan menyerukan agar teknologi satelit seperti Starlink dibawa masuk untuk menembus sensor Taliban.
Sementara itu, PBB memperingatkan bahwa pemadaman internet akan memperparah krisis kemanusiaan yang sudah parah sejak Taliban merebut kekuasaan. (*)
Bagikan