USS Gerald R. Ford, Kapal Perang Terbesar di Dunia

Jumat, 25 November 2022 22:05 WIB

Penulis:Pratiwi

USS-Gerald-R.-Ford-2.jpg

 

 

WASHINGTON (sijori.id) - USS Gerald R. Ford, kapal perang terbesar di dunia, dan kapal induk terbaru serta tercanggih Angkatan Laut Amereka saat ini berada di perairan Eropa. Kapal ini tiba di perairan Inggris pada 14 November 2022.  Ini adalah penyebaran operasional pertama Gerald Ford. Sebuah penjelajah kelas Ticendoroga dan empat destroyer Kelas Areigh Burke bergabung dalam kelompok tempurnya. Selain juga hampir pasti ada kapal selam yang berlayar di bawah gelombag.

Sayap udara kapal diisi empat skuadron jet tempur F/A-18 Super Hornet serta satu skuadron pesawat serang elektronik EA-18G Glower. Selain itu juga membawa satu skuadron pesawat peringatan dini E-2D,  detasemen pesawat logistik C-2A, skuadron helicopter MH-60S dan MH-60R. Secara keseluruhan kelompok tempur ini akan melebihi kekuatan militer banyak negara di dunia.

Gerarld Fort dengan bobot 100.000 ton adalah kapal perang terbesar, termahal, dan bisa dibilang paling kuat yang pernah dibuat. 

Meskipun secara eksternal mirip, kapal induk kelas Ford tidak hanya pengembangan dari kelas Nimitz. Tetapi merupakan kapal dengan desain transformasional. 

Sebanyak 23 sistem terpisah yang menggabungkan teknologi baru telah disatukan untuk menciptakan kapal yang akan memastikan Angkatan Laut Amerika mempertahankan keunggulannya di atas pesaing global. 

Keputusan yang dibuat Presiden George W. Bush dan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld untuk mengambil opsi mutakhir seperti itu datang dengan risiko teknis dan keuangan yang sangat besar. Sesuatu  yang mungkin diremehkan pada saat itu. Label harga untuk kapal telah meningkat menjadi sekitar US$ 13,3 miliar atau sekitar Rp208 triliun (Kurs Rp15.600). Dari jumlah itu US$ 5 miliar dihabiskan untuk penelitian dan pengembangan. Tentu saja harga tersebut tidak termasuk pesawat yang dibawanya.

Kapal ini adalah puncak dari proyek dua puluh tahun. Dan meskipun secara resmi ditugaskan pada Juli 2017, Gerald Ford tidak mencapai kemampuan operasi awal hingga Desember 2021. Kapal perang kelas pertama juga merupakan prototipe. Dan banyak dari sistemnya hanya dapat sepenuhnya diuji saat dipasang di kapal atau di laut. 

Hampir 5 tahun dihabiskan untuk memperbaiki masalah yang muncul dengan sistem baru. Tetapi sebagai proyek yang terlalu mahal untuk gagal, pengeluaran dan kerja keras akhirnya terbayar. 

Angkatan Laut Amerika sekarang memiliki platform yang sejauh ini merupakan yang terbaik di di dunia. Kapal memiliki margin besar ruang cadangan dan pembangkit listrik untuk menyerap teknologi kapal dan pesawat masa depan. 

Secara garis besar desain baru ini juga memungkinkan Ford untuk menghasilkan tingkat sortie pesawat berkelanjutan yang lebih tinggi. 

Dengan pengalaman menyakitkan yang serupa dalam mengembangkan kapal perusak kelas Zumwalt,  US Navy mengatakan tidak akan pernah lagi mencoba menyatukan begitu banyak teknologi baru dalam satu desain kapal perang baru.

Tiga kapal kelas Ford selanjutnya sedang dibangun. Mereka adalah  USS John F. Kennedy, USS Enterprise dan USS Doris Miller. Apakah Angkatan Laut Amerika akan dapat mengganti semua 11 kapal induknya dengan Kelas Ford masih diperdebatkan. 

Ada beberapa yang berpendapat US Navy harus mempertimbangkan desain yang lebih kecil dan terjangkau untuk mempertahankan jumlah.  Bahkan US Navy mungkin bisa membangun kapal induk CATOBAR berdasarkan desain Kelas Queen Elizabeth dengan harga sekitar US$4 miliar.
 

Inovasi teknologi

Dari 23 inovasi baru tersebut, tema utamanya bergerak menuju elektrifikasi. Kedua reaktor nuklir memiliki desain baru dan lebih kuat yang memungkinkan alternator uap menghasilkan hampir 3 kali kapasitas pembangkitan Nimitz dengan tegangan puncak hingga 13.800 volt. Selain menyediakan energi untuk sebagian besar sistem kapal, ini menyisakan cadangan besar agar sesuai dengan senjata energi terarah atau sensor yang lebih kuat di masa depan.

Inovasi paling terkenal adalah adopsi Electro-Magnetic Aircraft Launch System (EMALS). Sistem yang menggantikan ketapel bertenaga uap yang dipelopori  Royal Navy pada 1950-an. Keuntungan utama dari sistem ini adalah mengurangi keausan pada pesawat karena daya peluncuran dapat dihitung dengan baik. 

Peluncuran uap memberikan 50 knot di atas apa yang sebenarnya dibutuhkan. Sementara operator EMALS dapat memilih daya dorong yang tepat yang diperlukan untuk masing-masing jenis pesawat, beban bahan bakar dan senjata, serta kondisi angin. Ketepatan ini akan menjadi sangat penting di masa depan karena memungkinkan gaya ketapel jauh berkurang untuk jenis pesawat tanpa awak yang lebih kecil. 

Memperkenalkan EMALS terbukti menjadi proses yang panjang dan mahal. Tetapi US Navy sekarang menuai hasilnya. Negara-negara lain pun segera mengikuti langkah Amerika. China diketahui mengembangkan EMALS untuk kapal induk mereka. General Atomics juga akan memasok dua set EMALS ke Prancis untuk kapal induk masa depan mereka.

Advanced Arresting Gear (AAG) yang dikembangkan untuk Ford memungkinkan pendaratan pesawat yang lebih luas dan juga mengurangi beban stres pada badan pesawat. Kedua ujung kabel pengkait disambungkan ke mesin independen dan komputer dengan cepat menghitung tegangan yang akan diterapkan pada masing-masing pesawat untuk menjaga agar melambat semulus mungkin.

Advanced Weapons Elevator (AWE) juga bagian penting lain dari kemampuan baru Ford. Ini adalah sistem lift yang membawa amunisi ke dek penerbangan. Ford memiliki sebelas AWE dan masalah dengan mereka adalah salah satu problem teknis yang menunda masuknya Ford ke dalam layanan. 

Lift digerakkan oleh induksi elektromagnetik tanpa memerlukan hidrolika dan kabel. Ini sangat mengurangi perawatan. 

AWE bisa membawa muatan amunisi 10,8 ton dan dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar 45 meter per menit. Sementara lift kabel Nimitz bisa membawa 4,5 ton dan berjalan 30 meter per menit. Ini memberikan peningkatan  signifikan dalam tingkat sortie karena pesawat dapat dipersenjatai lebih cepat dan lebih aman. Ford dapat mempertahankan sekitar 160 sorti per hari dibandingkan dengan 140 untuk Nimitz.

Jumlah kru kapal inti Ford sekitar 2.600. Ini sekitar 25% dari kru Nimitz yang berjumlah 3.500 orang. Sayap udara akan menambahkan 2.400 orang lagi.

F/A-18 E/F Super Hornet tetap menjadi tulang punggung penerbangan angkatan laut Amerika. Yang agak aneh Ford tidak akan menerima modifikasi untuk mengoperasikan F-35C sampai tahun 2025.  

Ford berlayar dari Norfolk pada tanggal 4 Oktober. Tujuan penyebarannya adalah untuk menguji kapal dalam operasi kelompok tempur kapal induk penuh. Selain itu juga menguji interoperabilitas yang mendalam dengan NATO. 

Diwawancarai di kapal Kapten Paul Lanziolotta mengatakan kapal ini sangat tangguh, memiliki  sistem yang hebat, dan teknologi tinggi ada di mana-mana.   Ketika ditanya apakah dia siap berperang,  DLanziolota  mengatakan mereka berada pada tingkat kesiapan yang tinggi. Dan masih terus bekerja hingga ke tingkat paling atas. “Masih ada beberapa pemeriksaan yang harus dilakukan. Tetapi jika kami ditugaskan untuk bertarung besok, kami pasti bisa,” katanya dikutip USNI News. (*)