Ada Banyak Bulan di Tata Surya

Pratiwi - Selasa, 21 Maret 2023 10:10 WIB
null

JAKARTA (sijori.id) - Berapa banyak bulan yang dimiliki Bumi? Jawabannya tampak jelas: Bumi hanya memiliki satu bulan. Bahkan dalam namanya: bulan. Pada awalnya, bulan Bumi tidak memerlukan nama lain, karena selama ribuan tahun, kita tidak mengetahui keberadaan satelit alami lainnya. Namun selama berabad-abad astronomi dan penjelajahan luar angkasa telah menemukan ratusan bulan di tata surya. Dan mungkin ada lebih dari yang Anda kira mengelilingi planet kita.

Gábor Horváth, astronom di Universitas Eötvös Loránd di Hungaria mengatakan sebenarnya bulan bukan satu-satunya objek yang ditarik ke orbit Bumi. “Sejumlah objek dekat Bumi dan awan debu juga terperangkap dalam gravitasi Bumi. Satelit yang seringkali bersifat sementara ini secara teknis memenuhi syarat sebagai minimoon, satelit semu, atau bulan hantu,” katanya dikutip Live Science Senin 20 Maret 2023.

Jadi pertanyaan tentang berapa banyak bulan yang dimiliki Bumi lebih rumit dari yang Anda kira. Jumlahnya bisa berubah dari waktu ke waktu. Dari satu dan terkadang beberapa bulan.

Kembali ke masa awal Bumi, sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, planet kita tidak memiliki bulan. Kemudian, sekitar 4,4 miliar tahun lalu, sebuah protoplanet seukuran Mars bernama Theia menghantam Bumi.

Menurut penelitian tahun 2022 yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters bongkahan besar kerak bumi terlempar ke luar angkasa. Puing-puing berbatu itu bersatu — mungkin hanya dalam beberapa jam — untuk membentuk bulan.

"Bulan" lain yang berukuran hanya beberapa kaki lebarnya jauh lebih sementara, ditangkap oleh gravitasi Bumi untuk waktu yang singkat sebelum lepas kembali ke luar angkasa.

Pada tahun 2006, ada asteroid 2006 RH120 dengan lebar hingga 6 meter. Sebuah batu luar angkasa yang bertahan selama 18 bulan dan merupakan jangka panjang pertama yang diamati dari asteroid ke orbit Bumi.

Dan CD3 2020, batuan luar angkasa berdiameter 3,5 m meninggalkan orbit Bumi pada Maret 2020 setelah menghabiskan tiga tahun sebagai bulan mini kedua kita.

Pada tahun 2020, para ilmuwan juga melihat SO 2020, bulan mini yang melayang kembali ke luar angkasa pada awal tahun 2021. Namun, ternyata SO 2020 bukanlah bulan alami. Itu adalah sisa-sisa pendorong roket dari tahun 1960-an.

Selama 13 jam di tahun 2015, para ilmuwan mengira mereka telah menemukan bulan sementara baru yang mengorbit Bumi. Tetapi mereka segera menyadari kesalahan mereka ketika terungkap bahwa "bulan" hanyalah teleskop ruang angkasa Gaia milik Badan Antariksa Eropa.

Selain bulan yang datang dan pergi dari orbit Bumi, ada objek luar angkasa yang disebut NASA sebagai quasi-satelit. Salah satunya asteroid 3753 Cruithne. Batuan luar angkasa ini mengorbit matahari sangat mirip dengan Bumi sehingga mereka menempel di planet kita selama 365 hari orbitnya. (*)

Tags bulanBagikan

RELATED NEWS