Panduan Lapangan Bagi Pemandu Ekowisata Pengamatan Burung di Papua

Pratiwi - Selasa, 25 Januari 2022 22:10 WIB
Panduan Lapangan Bagi Pemandu Ekowisata Pengamatan Burung di Papua
null

ABEPURA (sijori.id) - Sebuah buku berjudul Panduan Lapangan Bagi Pemandu Ekowisata Pengamatan Burung di Papua’, dirilis di Hotel Grand Abe, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Buku ini disusun dengan memanfaatkan hasil survei keragaman jenis burung di wilayah dataran rendah Papua Bagian Utara dan pulau-pulaunya. Hasil survei yang dilakukan oleh Universitas Cenderawasih dan Yayasan WWF Indonesia Program Papua dalam kurun waktu 2016-2019 juga menjadi dasar dikembangkannya program ekowisata pengamatan burung berbasis masyarakat di beberapa lokasi seperti Kampung Rhepang Muaif dan Sawesuma di Kabupaten Jayapura, Kampung Sawendui dan Aryoubu di Kabupaten Kepulauan Yapen.

Rektor Universitas Cenderawasih Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT pada saat peluncuran buku menyampaikan bahwa sebagai universitas pertama yang berdiri di Tanah Papua, Universitas Cenderawasih terus berupaya meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan pendidikan tinggi kepada masyarakat, buku ini diharapkan memberikan manfaat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan memperkuat peran kampus dalam pengabdian masyarakat”, ungkap Bapak Apolo Safanpo.

Lebih jauh, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Cenderawasih Dr. Dirk Y. P. Runtuboi, M.Si menyatakan bahwa identifikasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan berkelanjutan merupakan salah satu fokus penelitian yang dilakukan oleh Universitas Cenderawasih terutama di Fakultas MIPA sebagai kontribusi dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati Papua. Buku ini memuat deskripsi 114 jenis burung dari 212 spesies yang tersebar di dataran rendah Papua, sehingga sangat representatif dijadikan salah satu acuan dalam pengamatan dan identifikasi burung, khususnya bagi masyarakat dan para pecinta burung, untuk turut serta menjaga dan melestarikan burung-burung di Papua.

Wika Rumbiak, Manager Program Papua Yayasan WWF Indonesia mengatakan, “Selain sebagai panduan beraktivitas oleh pemandu ekowisata, buku ini juga merupakan sumber informasi dan edukasi bagi wisatawan bahwa burung-burung tersebut adalah satwa yang dilindungi dan pemanfaatannya hanya sebagai aset wisata berkelanjutan dan tidak boleh diperdagangkan atau dijadikan buah tangan.”

Lebih lanjut Wika mengungkapkan “Buku ini juga merupakan bagian dari dokumentasi budaya setempat, karena dilengkapi dengan bahasa lokal,” tutupnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua yang diwakili oleh Kepala Bidang Pariwisata, Bapak Elius Wantik mengatakan, “Dalam rencana induk pariwisata Provinsi Papua untuk ekowisata, buku ini dapat bersinergi dengan program-progran ekowisata khususnya, dan bermanfaat bagi pemandu wisata dan masyarakat luas agar melindungi jenis-jenis burung terutama burung cenderawasih dari kepunahan”.

Tampilan buku ini dikemas penuh warna, terdapat beberapa fakta menarik tentang jenis burung tertentu, ilustrasi yang menarik minat anak-anak untuk lebih jauh belajar bagaimana mengidentifikasi morfologi burung. Versi digitalnya dilengkapi dengan fitur suara burung yang bisa langsung didengar. Berbagai keunikan buku ini membuatnya dapat digunakan pecinta burung baik anak-anak maupun orang dewasa.

Editor: Pratiwi
Tags PapuaBagikan

RELATED NEWS