ENI, akan Menambah Investasi di Indonesia, menjadi Rp250 Triliun
JAKARTA (sijori.id) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) mengungkapkan, perusahaan migas asal Italia, ENI, akan menambah investasi US$16 miliar atau sekitar Rp250 triliun untuk menambah produksi gas di Indonesia.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, investasi tersebut akan digunakan untuk membiayai sejumlah proyek migas yang sedang digarap oleh ENI.
Proyek tersebut, antara lain pengembangan proyek eksisting di Lapangan Jangkrik dalam rangka mempertahankan laju produksi dan mengurang decline dengan memasang floating processing unit (FPU) yang menghubungkan 10 sumur bawah laut.
"Selanjutnya, pengembangan proyek Maha-2, pengembangan Proyek Geng North dan Indonesia Deepwater Development (IDD)," katanya saat ditemui di Kemententerian ESDM dikutip Senin, 5 Februari 2024.
Diketahui, ENI juga sudah menyelesaikan akuisisi proyek strategis nasional (PSN) Indonesia Deepwater Development (IDD) dari Chevron, dengan cadangan 2,67 TCF. Di mana proyek ini akan disatukan pengembangannya dengan Geng North yang akan diusulkan menjadi PSN. Keduanya ditargetkan on stream tahun 2028.
Menurut Dwi, ENI juga melakukan eksplorasi-eksplorasi lainnya di mana masih terlihat adanya potensi besar di sekitar Geng North merupakan lapangan gas yang termasuk dalam temuan raksasa selama tahun 2023 dan IDD di Kutai Basin.
Geng North merupakan salah satu penemuan besar hulu migas di tahun 2023, dengan cadangan gas inplace sebesar 5,8 TCF. Pengembangannya bersama IDD akan dibagi dua bagian, yaitu bagian utara Gehem-Geng North dan bagian selatan Gendalo-Gandang.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan ENI melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dan Chief Operating Officer (COO) Natural Resources ENI, Guido Brusco, di Gedung Chairul Saleh Kementerian ESDM.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, Kerja sama ini merupakan salah satu upaya akselerasi untuk mengejar target Net Zero Emission (NZE) di Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat. (*)