Mendapat Kritik, Netflix Hapus Sebuah Film India

Pratiwi - Kamis, 18 Januari 2024 08:33 WIB
null

(sijori.id) - Netflix menarik film India dari platformnya hanya beberapa hari setelah tayang karena mendapat kritik dari kelompok Hindu sayap kanan. Judul film tersebut adalah "Annapoorani: the Goddess of Food," dibuat di negara bagian India selatan, Tamil Nadu. Film ini mengisahkan perjalanan seorang wanita muda dari kasta Brahmin yang bercita-cita menjadi salah satu koki terbaik di India.

Film ini rilis di bioskop pada bulan Desember dan kemudian ditayangkan di Netflix pada bulan yang sama.

Dalam cerita film, wanita muda tersebut memasak dan makan daging, melanggar keinginan keluarganya dan tradisi vegetarianisme yang dianut oleh kasta Brahmin.

Dikutip TrenAsia.com, jejaring media sijori.id dari laman Business Insider, kelompok Hindu sayap kanan, Vishwa Hindu Parishad (VHP), yang memiliki kaitan dengan partai Perdana Menteri Narendra Modi, menuduh film ini "disengaja dirilis untuk menyakiti perasaan Hindu" dan mempromosikan "cinta jihad," yang merupakan teori konspirasi Islamofobia yang menyatakan bahwa pria Muslim memikat wanita Hindu untuk mengubah agama mereka menjadi Islam.

VHP juga mengutuk film ini karena menyiratkan bahwa dewa Hindu utama, Rama, memakan daging saat dalam pengasingan. Mereka bahkan melakukan protes di luar kantor Netflix pada hari Rabu.

Setelah kontroversi ini, Netflix menghapus film ini dari daftar tayangan internasional, seperti dilaporkan oleh India Today. Zee Studios, studio di balik film ini, juga mengeluarkan pernyataan permintaan maaf atas "ketidaknyamanan dan kerugian yang disebabkan kepada perasaan komunitas yang bersangkutan," menurut laporan dari The Guardian.

Beberapa pihak dalam industri film mengkritik keputusan Netflix untuk menarik "Annapoorani" dari platformnya.

Aktor Siddharth menulis di Twitter, "Fanatisme menang, kreativitas kalah. Malu pada @NetflixIndia yang menyerah pada intimidasi mayoritas."

Sementara aktor Pavarthy Thiruvothu menulis di cerita Instagram-nya, "Suatu preseden berbahaya dibuat. Penyensoran dari kiri, kanan, dan 'tengah' hingga kita tidak diperbolehkan bernapas." (*)

RELATED NEWS