Menemukan Kue Clorot di Batam

Pratiwi - Sabtu, 17 Mei 2025 11:57 WIB
null

BATAM (sijori.id) – Di pinggir jalan Bengkong Kolam, seorang ibu berdiri di bawah pohon, menjajakan dagangan yang jarang ditemui di Batam: kue clorot.

Dengan Rp10 ribu, Anda sudah bisa membawa pulang sebungkus kue berbungkus janur muda itu. Bentuknya menyerupai terompet kecil, berwarna cokelat muda, dengan aroma santan dan gula merah yang menggoda.

Sekilas mirip jenang atau dodol, tapi teksturnya lebih lembut dan ringan. Kue ini memang terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan gula merah, lalu dikukus dalam gulungan daun kelapa muda yang dilinting rapi seperti corong kecil.

Tak banyak yang menjajakan clorot di Batam, apalagi yang dibungkus janur seperti ini.

Kue clorot bukan barang baru di Indonesia, namun keberadaannya mulai langka di kota-kota besar. Di Jawa Tengah, terutama di kawasan Purworejo, Magelang, dan sekitarnya, clorot kerap muncul dalam pasar-pasar tradisional atau hajatan. Di wilayah ini, clorot menjadi sajian khas dalam acara kenduri dan sedekah bumi. Sementara di Lombok, kue ini dikenal dengan nama cerorot dan biasa dihidangkan saat acara adat.

Secara kultural, bungkus janur pada clorot bukan sekadar pembungkus, tetapi juga bagian dari estetika dan filosofi. Bentuk lilitan yang mengerucut dipercaya menyimbolkan harapan, kesuburan, dan keberkahan—nilai-nilai yang lekat dalam masyarakat agraris Nusantara.

Di tengah gempuran pastry modern dan makanan viral, clorot seperti sepotong nostalgia yang bertahan dalam kesunyian. Sederhana, manis, dan mengandung cerita panjang lintas generasi.

Bila melintas di Bengkong Kolam tengok-tengok ya. Bila menemukan segera mampir. Beli!

(*)

Editor: Pratiwi
Tags clorotBagikan

RELATED NEWS