Mengenal Airbus A400M Milik Indonesia

Pratiwi - Jumat, 08 Agustus 2025 09:23 WIB
Pesawat angkut militer A400M pertama untuk TNI Angkatan Udara telah menyelesaikan tahap pengecatan di Lini Perakitan Akhir (Final Assembly Line/FAL) di Seville, Spanyol.

JAKARTA (sijori.id) - Langkah Indonesia dalam memodernisasi kemampuan angkut udara dan pengisian bahan bakar di udara kini menunjukkan kemajuan signifikan, seiring pesawat Airbus A400M pertamanya yang hampir rampung di fasilitas Final Assembly Line (FAL) Airbus di Seville, Spanyol. Pesawat yang diberi nomor produksi MSN148 ini memasuki tahap perakitan akhir pada Januari 2025, menandai fase penting dalam proses produksi.

Airbus mengonfirmasi bahwa MSN148 telah melewati beberapa tonggak struktural utama, termasuk pemasangan Horizontal Tail Plane (HTP) dan integrasinya dengan Vertical Tail Plane (VTP), serta penyatuan sayap dengan badan pesawat. Setelah keluar dari ruang pengecatan, pesawat ini kini menjalani serangkaian uji darat secara menyeluruh sebelum penerbangan perdananya.

Penerbangan perdana tersebut berlangsung sukses pada awal Agustus 2025. Pesawat dengan nomor ekor A-4001 ini menyelesaikan serangkaian manuver untuk menguji performa mesin, sistem kendali penerbangan, avionik, dan sistem hidrolik. Terlihat pula pod pengisian bahan bakar di bawah sayap, menegaskan bahwa pesawat ini memiliki konfigurasi ganda untuk transportasi dan pengisian bahan bakar di udara.

Pesawat Kedua Juga Terus Berprogres

Sementara itu, pesawat kedua milik Indonesia (dengan nomor produksi MSN150) juga menunjukkan kemajuan di lini produksi. Pesawat ini telah mencapai tahap "power-on" dan kini sedang menjalani pengujian sistem hidrolik, sistem bahan bakar, serta simulasi penerbangan oleh pilot, sebelum masuk ke tahap pengecatan. Kedua pesawat dijadwalkan akan dikirimkan ke Indonesia sebelum akhir tahun 2025.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menandatangani kontrak pembelian dua unit Airbus A400M pada tahun 2021, menjadikan Indonesia sebagai negara ke-10 yang bergabung dalam program A400M—dan negara kedua di Asia Tenggara setelah Malaysia. Kontrak ini mulai berlaku efektif pada 2022 dan mencakup paket pelatihan serta dukungan pemeliharaan secara menyeluruh. Indonesia juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk kemungkinan akuisisi empat unit tambahan di masa depan.

Dengan kapasitas angkut hingga 37 ton—termasuk helikopter, kontainer ISO, atau kendaraan militer—A400M secara signifikan memperkuat kemampuan angkut strategis dan taktis Indonesia. Pesawat ini mampu beroperasi di landasan pendek maupun tidak beraspal, sangat ideal untuk wilayah kepulauan seperti Indonesia dan untuk misi tanggap bencana yang kerap terjadi.

Selain itu, A400M merupakan platform multiguna yang dapat menjalankan berbagai misi seperti pengisian bahan bakar di udara, bantuan kemanusiaan, evakuasi medis, hingga pengiriman pasukan dan logistik. Ruang kargonya yang luas memungkinkan pengiriman paratrooper hingga 116 orang atau bantuan logistik melalui udara, sementara sistem pengisian bahan bakarnya dapat mendukung jet tempur, helikopter, maupun pesawat A400M lainnya saat terbang.

Belajar dari Pengalaman Masa Lalu

Keputusan Indonesia untuk mengakuisisi A400M tidak lepas dari pengalaman pada 2018, saat gempa bumi dan tsunami melanda Sulawesi Tengah. Saat itu, A400M milik Angkatan Udara Malaysia menjadi satu-satunya pesawat angkut berat yang mampu mendarat di landasan rusak di Palu. Pesawat tersebut membawa peralatan berat dan bantuan kemanusiaan, membuktikan keunggulan A400M dalam kondisi ekstrem.

Setelah dikirim, kedua A400M akan berbasis di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan ditempatkan di Skadron Udara 31. TNI-AU saat ini tengah mempersiapkan infrastruktur penunjang, termasuk fasilitas logistik, sistem perangkat lunak, serta pelatihan personel. Mengingat ukuran dan kebutuhan pendukung pesawat ini, pembangunan hanggar khusus juga sedang dipertimbangkan.

Indonesia juga dikabarkan tengah menjajaki varian A400M lain, termasuk konfigurasi pemadam kebakaran udara sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi bencana.
A400M: Platform Multiperan dengan Jejak Global yang Meningkat

Secara global, Airbus telah menerima 178 pesanan A400M dari 10 negara. Hingga kini, A400M telah mencatatkan lebih dari 200.000 jam terbang dan digunakan dalam berbagai misi mulai dari transportasi pasukan dan logistik strategis, evakuasi medis, hingga bantuan kemanusiaan.

Dengan desain yang mengandalkan empat mesin turboprop dan sistem roda pendarat utama 12-roda, A400M menawarkan kemampuan mendarat di medan berat, perlindungan terhadap objek asing (FOD), dan pendekatan kecepatan rendah—semuanya penting untuk operasi di lokasi terpencil.

(*/dari berbagai sumber)

Editor: Pratiwi

RELATED NEWS