Tiongkok Bangun Bendungan Raksasa di Atas Dunia
(sijori.id) - Tiongkok kembali memamerkan ambisi besarnya di sektor energi. Sebuah pembangkit listrik tenaga air menjulang setinggi menara Eiffel berdiri megah di dataran tinggi Tibet. Lebih dari 1.000 kaki tingginya, bendungan ini mampu menghasilkan 11 miliar kilowatt jam listrik per tahun.
Proyek raksasa itu bukan sekadar tambahan kapasitas energi. Ia adalah pernyataan: masa depan energi bersih bisa lahir dari ketinggian yang ekstrem.
Rekayasa di Ujung Kemungkinan
Membangun bendungan di dataran tipis oksigen jelas bukan perkara mudah. Ribuan pekerja menghadapi suhu beku, medan terjal, dan udara yang menyesakkan. Pemerintah menyiapkan rumah sakit darurat, jalur logistik udara, hingga helikopter untuk mengangkut material.
Kesulitan itu justru menghadirkan keuntungan. Tekanan air di ketinggian lebih besar, membuat turbin berputar lebih efisien ketimbang di dataran rendah. “Ini tonggak baru dalam rekayasa hidroelektrik,” kata seorang insinyur senior.
Mengapa Air, Bukan Angin atau Surya
Keberhasilan ini datang bersamaan dengan langkah Tiongkok mengurangi ketergantungan pada tenaga surya dan angin. Kedua sumber itu kerap berfluktuasi, terutama di wilayah terpencil. Pembangkit air, sebaliknya, bisa memasok listrik stabil tanpa tergantung cuaca.
Alih-alih meninggalkan energi terbarukan lain, Beijing memilih meracik ulang campurannya. Air sebagai tulang punggung, surya dan angin sebagai pelengkap.
Ambisi dan Ekologi
Mendirikan infrastruktur raksasa di salah satu kawasan paling rapuh di bumi menuntut kehati-hatian. Jalur ikan dibuat agar ekosistem air tetap hidup. Proyek pemulihan tanah dijalankan untuk mencegah erosi. Helikopter menggantikan alat berat yang mustahil dibawa lewat jalan darat.
Hasilnya, bendungan ini digadang sebagai contoh bahwa ambisi infrastruktur bisa berjalan seiring dengan perlindungan alam.
Bisa Ditiru Negara Lain?
Tidak semua negara punya keberuntungan geografis seperti Tiongkok: sungai deras di pegunungan tinggi, ditambah modal besar. Argentina atau sebagian Amerika Serikat lebih cocok mengandalkan tenaga surya dan angin.
Namun, ada pelajaran yang bisa diambil: perencanaan matang, dana besar, dan kepedulian lingkungan adalah syarat mutlak. Dengan itu, proyek raksasa bisa menjadi aset masyarakat, bukan sekadar mesin keuntungan.
Puncak Ketekunan
Bendungan di Tibet itu lebih dari sekadar pembangkit listrik. Ia simbol kesabaran, ketekunan, dan cara manusia menaklukkan alam tanpa mengabaikan harmoni. (*)
