sandiaga uno
Kamis, 11 April 2024 19:22 WIB
Penulis:Pratiwi
BEIJING (sijori.id) - Pendapatan induk perusahaan TikTok, ByteDance mencatatkan pertumbuhan gemilang. Pada 2023, ByteDance membukukan kenaikan pendapatan sebesar 60%.
Lebih rinci, pendapatan perusahaan teknologi China ini melonjak daru US$25 miliar pada 2022 menjadi US$40 miliar pada tahun 2023.
Adapun pemicu kesuksesan kenaikan pendapatan dipicu ileh adanya TikTok Shop yang memuluskan jalan ByteDance memasuki pasar e-commerce internasional di Amerika Serikat dan Asia Tenggara.
Namun perlu dicatat, meskipun berhasil mencapai rekor pendapatan, kesuksesan TikTok juga menarik perhatian Kongres AS. Setelah perdebatan panjang, anggota parlemen Amerika mengesahkan rancangan undang-undang pada bulan Maret yang akan memaksa ByteDance untuk menutup TikTok di Amerika Serikat karena dianggap sebagai musuh asing.
Hal ini bisa dicegah kecuali TikTok menjual divisi tersebut ke perusahaan Amerika. ByteDance kemungkinan akan menantang penjualan paksa apa pun di pengadilan.
Para ahli mengatakan larangan TikTok dapat merugikan kampanye terpilihnya kembali Presiden Joe Biden. Pasalnya, keputusan anggota Kongres mendapat penolakan dari anak-anak mereka yang menggunakan aplikasi tersebut.
Mantan Presiden Donald Trump awalnya mendorong pelarangan TikTok saat masih menjabat, namun berbalik arah bulan lalu, dengan mengatakan bahwa pelarangan itu akan "membuat Facebook lebih besar."
“Saya menganggap Facebook sebagai musuh rakyat,” katanya.
Berita tentang pertumbuhan ByteDance menyusul terungkapnya bahwa perusahaan tersebut menggunakan teknologi OpenAI untuk membantu membangun chatbot AI-nya sendiri. Komunitas AI menyambut wahyu tersebut dengan kecewa. Itu juga melanggar persyaratan layanan OpenAI. (*)
Bagikan