Makanan
Senin, 05 Desember 2022 11:34 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) – Operator jaringan bioskop Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya dikabarkan berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut pemberitaan Bloomberg, perkiraan himpunan dana mencapai sekitar US$500 juta sampai U$1,1 miliar atau sekitar Rp16,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar Amerika Serikat). Meski begitu, dikatakan rencana IPO ini masih sangat awal dan paling cepat dilakukan tahun depan.
Berikut ini berbagai fakta mengenai rencana IPO Cinema XXI:
1. Dana IPO Jumbo
Meskipun masih taksiran, jumlah tersebut melampaui IPO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) senilai Rp13,72 triliun. Akan tetapi, tak sebanyak IPO dari PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) sebesar Rp21,9 triliun dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) Rp18,78 triliun.
2. Sejarah Cinema XXI
Melansir situs resmi 21Cineplex, PT Nusantara Sejahtera Raya merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 1987. Dengan pengalaman lebih dari 34 tahun di industri hiburan, Cinema XXI sampai dengan Januari 2021 telah menghadirkan 1.216 layar di 226 lokasi bioskop yang tersebar di 53 kota di seluruh Indonesia.
Rencananya, perusahaan akan terus berkembang untuk mencapai target 2.000 layar dalam lima tahun ke depan.
Selain itu, pada 2006, Cinema XXI melahirkan M-Tix untuk memfasilitasi pemesanan tiket bioskop secara online dan di tahun 2012 telah menghadirkan pengalaman menonton dengan teknologi revolusioner, yaitu IMAX teater. Untuk menyempurnakan pelayanan kepada penonton, telah hadir juga bioskop dengan sistem audio mutakhir Dolby Atmos yang kini ada di 59 layar Cinema XXI.
3. Pendiri Cinema XXI
Cinema XXI didirikan oleh Sudwikatmono yang bekerja sama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana. Namun pada 1999 Sudwikatmono melepaskan kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada mitranya, Benny Suherman dan Harris Lesmana.
Sudwikatmono adalah sepupu dari Presiden Soeharto yang lahir pada 1934 dan meninggal di Singapura pada 2011. Ayah Soeharto dan Sudwikatmono kabarnya adalah saudara kandung. Dia merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara dari pasangan M Ng. Rawi Prawirowihardjo dan Sanikem.
Tak hanya menggarap bisnis dunia hiburan, ia juga tercatat pernah memimpin perusahaan besar seperti PT Indocement Prakarsa Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Bogasari Flour Mills, dan Indika Group.
Indika Group kemudian diserahkan kepada putra satu-satunya, Agus Lasmono bersama dengan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid yang kini menjabat sebagai presiden direktur PT Indika Energy Tbk. (*)
Bagikan