bp batam
Sabtu, 05 April 2025 08:19 WIB
Penulis:Pratiwi
BATAM (sijori.id) - Menanggapi kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 2 April 2025 lalu, Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Deputi Investasi dan Pengusahaan, Fary Djemy Francis, memberikan sejumlah pernyataan sebagai respons atas kebijakan tersebut.
Menurutnya, Indonesia, khususnya Batam, sudah cukup berpengalaman dalam menghadapi berbagai dinamika perdagangan global.
Ia lalu memaparkan sejumlah strategi BP Batam dalam merespons kondisi ini, yaitu:
Kelima strategi tersebut diyakini Fary sebagai langkah yang tepat dan efisien dalam mengatasi tantangan ekonomi global saat ini.
“Pasar Amerika tetap menjadi fokus kami. Kami tidak akan mundur, melainkan akan terus berupaya agar tetap mampu bersaing meski tarif tinggi diberlakukan,” tegasnya optimistis.
Dengan langkah-langkah tersebut, produk Indonesia diharapkan tetap bisa bersaing di pasar AS meski ada beban tarif.
Lebih lanjut, Fary juga menyoroti pesatnya pertumbuhan investasi di sektor pusat data (data center) di Batam. Perusahaan-perusahaan asal AS menjadi salah satu konsumen utama, yang menurutnya merupakan kekuatan strategis bagi Batam.
“Batam punya keunggulan yang sulit ditandingi, seperti akses ke pasar yang besar dan posisi geografis yang sangat menguntungkan,” pungkas Fary.
Penerapan tarif sebesar 32 persen terhadap aktivitas ekspor-impor dipandang sebagai hambatan baru bagi neraca perdagangan Indonesia, termasuk Kota Batam.
Perubahan kebijakan dari Amerika ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap minat investasi, terutama yang ditujukan untuk pasar AS.
“Sebagian besar perusahaan di Batam bergerak dalam bidang ekspor lintas sektor. Selama tahun 2024, ekspor Batam ke Amerika mencapai sekitar USD 4 miliar, atau 25 persen dari total ekspor kota ini,” ujar Fary pada Jumat (4/4/2025).
Meski demikian, Fary menegaskan bahwa perubahan kebijakan internasional seperti ini bukan hal yang asing bagi BP Batam. (*)
Bagikan