Kamis, 29 September 2022 10:56 WIB
Penulis:Pratiwi
JAKARTA (sijori.id) - Buku baru berjudul "The Forensic Facial Approach to the Skull Mladeč 1.” mengungkap siapa pemilik tengkorak salah satu Homo sapiens tertua yang ditemukan di Eropa.
Begini kisahnya…
Pada tahun 1881, para arkeolog menemukan tengkorak manusia yang terkubur di dalam sebuah gua di Mladeč. Sebuah desa di tempat yang sekarang menjadi Republik Ceko. Pada saat itu para peneliti memperkirakan tengkorak itu berasal dari sekitar 31.000 tahun yang lalu dan mengklasifikasikan individu tersebut sebagai laki-laki.
Namun sebuah studi terbaru menunjkkan mereka salah tentang jenis kelamin orang Zaman Batu.
Sekarang setelah lebih dari 140 tahun kemudian, para peneliti mengoreksi kesalahan itu dan mengungkapkan bahwa yang disebut tengkorak Mladeč 1 milik seorang wanita berusia 17 tahun yang hidup selama Aurignacian. Ini adalah bagian dari periode Paleolitik Atas (kira-kira 43.000 hingga 26.000 tahun yang lalu).
"Ketika tengkorak dianalisis satu per satu, fitur-fiturnya menunjuk ke laki-laki," Cicero Moraes, seorang ahli grafis Brasil dan salah satu penulis buku itu kepada Live Science melalui email. "Tetapi ketika penelitian selanjutnya membandingkan tengkorak itu dengan tengkorak lain yang ditemukan di lokasi, buktinya mengarah pada seorang wanita."
Menggunakan informasi yang dikumpulkan dari penggalian arkeologi abad ke-19, serta rekonstruksi wajah forensik yang dilakukan oleh para peneliti pada tahun 1930-an yang terbatas karena kurangnya teknologi, Moraes timnya menggunakan pemindaian CT (computer tomography) untuk membuat perkiraan digital tengkorak. Karena rahang bawah tidak ada, Moraes melihat data rahang manusia modern yang ada untuk membantu mengisi kekosongan tentang seperti apa rupa individu ini.
Dua penulis yang terlibat adalah Jiří indelář seorang surveyor dengan perusahaan survei lokal GEO-CZ , dan Karel Drbal, wakil direktur Administrasi Gua Republik Ceko,
"Kami harus merekonstruksi tengkorak dan untuk itu kami menggunakan data statistik rata-rata dan proyeksi yang diambil dari sekitar 200 CT scan manusia modern dan dari penggalian arkeologi milik kelompok populasi yang berbeda, termasuk Eropa, Afrika, dan Asia," kata Moraes. "[Ini] memungkinkan kami untuk memproyeksikan bagian wajah manusia yang hilang."
Begitu mereka memiliki gambar digital lengkap dari tengkorak, Moraes menggunakan serangkaian penanda ketebalan jaringan lunak yang tersebar di atasnya. "Penanda ini, secara kasar memberi tahu batas-batas kulit di beberapa daerah wajah, misalnya."
Untuk membantu melengkapi data, para peneliti mengimpor CT scan dari subjek hidup dan mengubah bentuk tulang dan jaringan lunak dari CT scan agar sesuai dengan wajah yang didekati," katanya.
"Dalam kasus fosil Mladeč 1, kami mengubah dua CT scan, satu dari seorang pria dan satu dari seorang wanita, dan keduanya bertemu dengan hasil yang sangat mirip."
Bagikan