Mendag Pastikan Kebutuhan Minyak Goreng Cukup

Rabu, 09 Maret 2022 17:43 WIB

Penulis:Pratiwi

Editor:Pratiwi

minyak-goreng-pak-menteri.jpg
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi bersama Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan meninjau implementasi kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Kamis (3/2/2022)


JAKARTA (sijori.id) - Menteri  Perdagangan (Mendag) Muhammad  Lutfi memastikan menyampaikan, stok minyak gorengsudah melebihi kebutuhan nasional. Hingga 8 Maret 2022, telah  ada  sebanyak  415.787 ton  minyak  goreng  dari  skema domestic  market  obligation(DMO) yang didistribusikan ke pasar. Volume tersebut setara dengan 72,4 persen dari total DMO yang telah terkumpul sejak 14 Februari 2022.

Hal tersebut disampaikan Mendag Lutfi dalam konferensi pers terkait minyak goreng hari ini, Rabu (9/3) secara virtual.


“Sebanyak 415.787 ton atau sekitar 72,4 persen dari DMO yang terkumpul sudah didistribusikan ke pasar  dalam  bentuk  curah  maupun  kemasan  hingga  8  Maret  2022.  Distribusi  DMO  tersebut  sudah melebihi  perkiraan  kebutuhan  konsumsi  minyak  goreng  satu  bulan  yang  mencapai  327.321  ton. Pasokan minyak kita melimpah,”ungkap Mendag Lutfi.


Menurut Mendag Lutfi, per 8 Maret 2022 volume DMO yang telah terkumpul adalah sebanyak 573.890 ton  atau  20,7  persen  dari  volume  Persetujuan Ekspor  (PE)produk  sawit  dan  turunannya yang diterbitkan. Volume DMO tersebut terdiri atas 463.886 ton untuk DMO refined, bleached, deodorized (RBD)palm oleindan 110.004 ton untuk DMO CPO.


Dalam  kurun  waktu  14  Februari  sampai  8  Maret  2022,  Kemendag  telah  menerbitkan  126 PEproduk sawit dan turunannya kepada 54 eksportir dengan volume total 2.771.294 ton. Volume total tersebut terdiri atas 1.240.248 ton untuk RBDpalm olein, 385.907 ton untuk RBD palm oil, 153.411 ton untuk RBD palm stearin, dan 109.843 ton untuk CPO.


MendagLutfi menegaskan,kebijakan DMOsebesar 20 persen dari volume ekspor, kemudian domestic price   obligation (DPO)untuk CPO   sebesar   Rp9.300/kg   serta untuk olein   sebesar   Rp10.300/kg. Ketentuan  DMO  dan  DPO dituangkan dalam ‘Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2022 tentang  Perubahan  Kedua  atas  Peraturan  Menteri  Perdagangan  Nomor  19  Tahun  2021  tentang Kebijakan  dan Pengaturan Ekspor’.Besaran  DMOdan  harga  DPOdiatur  melalui ‘Keputusan  Menteri Perdagangan No. 129 Tahun 2022 Tentang Penetapan Jumlah untuk Distribusi Kebutuhan Dalam Negeri(Domestic Market Obligation) dan Harga Penjualan di DalamNegeri (Domestic PriceObligation)’.


“Jika  merujuk  DPO  tersebut,  penerapan  harga  eceran  tertinggi  minyak  goreng  curah  sebesar Rp11.500/liter,   kemasan   sederhana   Rp13.500/liter,   dan   kemasan   premium   Rp14.000/kg   sangat mungkin dilakukan,”kata Mendag Lutfi.


Tindak Tegas PenyelewenganMendag Lutfi menegaskan akan menempuh jalur hukum jika terbukti ada penyelewengan di kalangan pelaku tata niaga minyak goreng. Mendag Lutfi memperkirakan, gangguan distribusi minyak goreng di tengah   terjaminnya   pasokan   minyak   kelapa   sawit   dalam   negeri   bisa   terjadi   lantaran   ada penyelewengan  dalam  distribusi  bahan  baku  minyak  goreng.  Untuk  itu,  Mendag  Lutfi  menggandeng Kepolisian  Republik  Indonesia  dan  Badan  Pangan  Nasional  (Bapanas)  untuk  bersinergi menjamin kelancaran distribusi.


“Kami memperkirakan bahan  baku  minyak  goreng  rembes  ke  industri  yang  tidak  berhak  atau  ada tindakan  melawan  hukum  berupa  ekspor  tanpa  izin.  Kedua  hal  ini  masih  harus  diselidiki  lebih  lanjut untuk  memastikan  faktanya.  Tetapi  yang  kami  dapat  pastikan  saat  ini,  tidak  boleh  ada  yang berspekulasi   menyimpan   minyak   goreng   untuk   keuntungan   pribadi.   Kami   memiliki   data   yang terverifikasi, informasi tangki penyimpanan, dan jalur distribusi minyak goreng. Data tersebut siap kami bagikan ke Polri,”kata Mendag Lutfi.


Sebelum  menggelar  konferensi  pers,  Mendag  Lutfi  terlebih  dahulu  meninjau  Pasar  Kebayoran  Lama, Jakarta Selatan pada Rabu pagi (9/3). Mendag Lutfi memastikan bahwa minyak goreng yang beredar di masyarakat  saat  ini  bersumber  dari  distribusi  DMO.  Sementara  itu  dari  pantauan  tersebut,  Mendag Lutfi  menemukan  bahwa  para  pedagang  pasar  menjual  minyak  goreng di atas  harga  eceran tertinggi (HET). Mendag Lutfi memastikan kebijakan HET tidak akan diubah atau dicabut.


“Saya tegaskan bahwa pemerintah tidak berencana mencabut HET minyak goreng. Kebijakan ini akan terus kami tegakkan. Tindakan spekulasi mendisrupsi rantai logistik karena ingin mendapat keuntungan yang besar. Jika ditemukan ada tindakan-tindakan melawan hukum, kami pastikan akan tuntut,”tegas Mendag Lutfi.