PLN Fasilitasi Ekosistem Kendaraan Listrik

Jumat, 14 Oktober 2022 09:32 WIB

Penulis:Pratiwi

mobil-listrik.jpg
ilustrasi isi daya listrik | freepik

 

JAKARTA (sijori.id) -  Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), Darmawan Prasodjo memaparkan bahwa sektor transportasi adalah salah satu penyumbang emisi karbon tertinggi di Indonesia. Tak kurang dari 280 juta ton CO2e dihasilkan dari sektor transportasi. Jika dibiarkan, maka pada tahun 2060 emisinya akan ada 860 juta ton CO2e per tahun.

“Kami di sini untuk memastikan generasi mendatang lebih baik dari pada hari ini. PLN berkomitmen penuh untuk bisa menurunkan emisi gas rumah kaca,” ungkap Darmawan dalam Diskusi bertajuk Menapak Peta Jalan Pemanfaatan Kendaraan Listrik Nasional di Jakarta.

Adapun menurutnya, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia yang masih ditopang oleh PLTU, emisinya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e. 

Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50%. Untuk mempermudah pengguna kendaraan listrik, PLN siap memberikan berbagai insentif dan layanan, salah satunya dengan layanan home charging.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Luckmi Purwodari mengatakan indeks kualitas udara di kota-kota besar sangat rendah. Menurut catatan KLHK, kota Jakarta contohnya untuk kualitas udara dalam setahun pada 2021 hanya 12,88%.

Maka penggunaan kendaraan listrik memang untuk mengurangi penggunaan sumber daya alam yang semakin terbatas, khususnya dalam hal bahan bakar fosil. Berikutnya adalah untuk mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim dan memperbaiki kualitas udara. (*)