Rabu, 06 Juli 2022 03:53 WIB
Penulis:Pratiwi
YOGYA (sijori.id) – Sari Suartini dan Dewi Permata Sari, keduanya siswi MTsN 8 Gunungkidul mendapatkan bimbingan memanfaatkan lemak kambing sebagai bahan dasar menjadi produk tertentu yang lebih bermanfaat.
Bersama dengan siswa Kelas Riset, Chelsea Nasila Putri (7A) dan Atfa Aulia Madhan (7A), mereka berhasil melakukan riset dan menyelesaikan proyek pembuatan lilin dari lemak kambing.
"Proyek ini kami lakukan dalam waktu yang relatif singkat, namun menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Pembuatan lilin dari limbah lemak kambing ini merupakan terobosan baru dalam rangka pemanfaatan limbah lingkungan yang ada di sekitar," kata Sari mewakili rekan-rekannya pada Selasa (5/7/2022).
Dalam prosesnya, peralatan yang digunakan yaitu cetakan lilin, pipet tetes, thermometer, corong minyak, timbangan, kompor, wajan, dan pengaduknya sebagai perlengkapan awal.
Selanjutnya, sebagai bahan pembuatan harus tersedia lemak kambing, batu kapur, sumbu, dan essential oil. Jika alat dan bahan sudah tersedia, maka proses pembuatan lilin dari lemak kambing pun dapat dilakukan
"Lemak kambing dipanaskan sampai mendidih dan terpisah dari residunya kemudian didiamkan hingga membeku dan siap menjadi bahan dasar. Untuk membuat satu buah lilin dengan ukuran normal membutuhkan 50 gram lemak kambing," ucap Dewi.
Batu Kapur
Lemak kambing yang sudah disiapkan lalu dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya, masukkan 20 gram batu kapur ke dalam larutan lemak hingga tidak berbuih. Batu kapur berfungsi untuk membantu mengeraskan lemak agar bisa dicetak.
Tahap kedua, angkat wajan dari api kompor dan ambil batu kapurnya. Tunggu beberapa saat hingga cairan lemak pada posisi 60 derajat Celcius. Pada posisi tersebut, masukkan 0,25 ml essential oil ke dalam larutan sambil diaduk perlahan.
Tahap ketiga adalah proses pencetakan lilin ke dalam cetakan yang telah disediakan. Sebelum cairan dimasukkan, terlebih dahulu pastikan sumbu sudah terpasang dalam cetakan. Kemudian tuang cairan tersebut ke dalam cetakan yang telah disediakan. Tunggu hingga membeku dan lilin siap dikeluarkan dari cetakan.
"Produk ini kami beri nama, Liga Kambing atau Lilin Gajih Kambing Madsaka, yang berbentuk batangan dengan warna sesuai selera," jelas Dewi.
Tujuan proyek ini antara lain untuk menumbuhkan kreativitas dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekitar. Selain juga untuk melatih kemandirian siswa menghadapi tantangan zaman. (*)
Bagikan