Ciri-ciri Bos Toksik

Senin, 06 Februari 2023 23:38 WIB

Penulis:Pratiwi

boss.jpg
ilustrasi | freepik

 

JAKARTA (sijori.id) - Seperti yang dilansir dari laman The Muse, bos yang toksik dapat menurunkan mood dan merusak kinerja rekan kerja atau bawahannya. Perilakunya yang berulang dan mengganggu dapat membuat karyawannya menjadi tidak ingin terlibat, berkurang rasa memiliki, menghilangkan otonomi dan tujuan mereka, padahal semua hal itu penting dikembangkan saat di tempat kerja.

Oleh karena itu, sebelum Anda terjebak terlalu lama, Anda perlu mengenali ciri-ciri bos toksik di perusahaan Anda.

 

1. Mereka tidak pernah mendengarkan

Saat berhadapan dengan atasan yang toksik, semua feedback, saran, dan kekhawatiran Anda tidak akan divalidasi atau didengarkan. Padahal, tidak ada organisasi atau perusahaan yang dapat berkembang tanpa keterlibatan atau saran dari satu sama lain.

Jika Anda tidak dapat melakukan komunikasi yang baik kepada atasan, itu artinya Anda kehilangan kesempatan berharga untuk belajar dan menyumbangkan ide. Bahkan bisa jadi Anda tidak lagi merasa pekerjaan atau ide Anda tidak penting.

 

2. Terlibat dalam semua hal

Jika bos Anda melakukan micromanaging, hal itu bisa menjadi salah satu ciri umum dari atasan yang toksik. Micromanaging menjadi toksik ketika atasan perlu terlibat dalam segala hal yang terjadi bahkan ketika Anda telah membuktikan kemampuan dan tanggung jawab Anda.

 

3. Tidak mendorong pertumbuhan

Saat bekerja di bawah atasan yang toksik, Anda mungkin menganggap pekerjaan Anda terasa monoton. Seiring berjalannya waktu, Anda tidak mendapatkan tanggung jawab atau tugas baru, pekerjaan Anda jadi tidak dikenali, bahkan Anda mungkin merasa tertahan atau stuck.

 

4. Membuat karyawan merasa tidak aman

Menciptakan kondisi untuk kesehatan fisik dan psikologis adalah landasan penting untuk memastikan kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Namun, atasan yang toksik membuat Anda jadi sering merasa insecure dan tidak aman. Jika Anda tidak merasa aman untuk berbicara dan terus-menerus mengkhawatirkan keamanan pekerjaan, hal ini dapat terasa sangat melelahkan secara mental.

 

5. Memiliki ekspektasi yang tidak masuk akal

Bos yang toksik seringkali tidak fleksibel mengenai ekspektasi mereka dan menuntut beban kerja yang ekstrem, turn over yang tinggi, bahkan mengganggu waktu libur karyawan. Semua tuntutan ini dapat meningkatkan kecemasan dan ketakutan karyawan sehingga merusak keharmonisan serta kesejahteraan karyawan. (*)

Tags:BOS