Pelabuhan Batuampar Kurang Dalam
BATAM (sijori.id) - Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam Dendi Gustinandar mengatakan, saat ini pelabuhan Batuampar merupakan pelabuhan utama di Batam. Melihat data dari BPS, pada 2021 lalu nilai ekspor Kepri sebesar USD 16,019. Dengan sumbangan ekspor terbesarnya melalui pelabuhan Batuampar sebesar 41,20 persen.
Begitu juga untuk nilai impor. Dimana pelabuhan Batuampar menyumbangkan 50,07 persen atau USD 7,26 juta. Sehingga, untuk impor dan ekspor di tahun 2021 melalui Pelabuhan Batuampar sebesar USD 13,8 miliar atau sekitar Rp 200 triliun.
"Artinya perdagangan ekspor dan impor di Kepri itu rata-rata 50 persen melalui Pelabuhan Batuampar," ujarnya.
Adapun untuk tujuan ekspor dan impor itu sebagian besar tujuannya ke Singapura sebesar 40 persen. Sementara 60 persen sisanya dengan tujuan ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan beberapa negara lainnya.
"Semuanya transshipment, tidak ada yang langsung untuk kontainer. Tapi ada beberapa yang langsung tapi itu kecil sekali," katanya.
Ia melanjutkan, alasan kenapa belum bisa melakukan pengiriman langsung karena saat ini BP Batam tengah dalam tahapan pengembangan pelabuhan. Terutama Pelabuhan Batuampar yang mencatat nilai ekspor dan impor terbesar di Kepri.
Pengembangan saat ini, kata Dendi, terkait dengan kedalaman laut di Batuampar yang sangat dangkal, hanya 3 sampai 13 meter. Sehingga mulai tahun lalu telah dilakukan pendalaman hingga minus 12. Pendalaman ini akan terus dilakukan hingga minus 16 sampai minus 18. Sebab, jika hanya minus 12, kapal yang masuk hanya kapal yang membawa seribu kontainer.
"Tapi kalau kita punya minus 16 sampai 18 yang datang bisa yang bawa belasan ribu kontainer," tegasnya.
Selanjutnya, BP Batam juga melengkapi fasilitas Pelabuhan Batuampar seperti Container Yard yang sudah dua kali pembangunan. Pada tahun 2021, BP Batam telah menyelesaikan pembangunan Container Yard seluas 2 hektar dan kemudian dilanjutkan kembali seluas 1,8 hektar. Pembangunan, ini akan terus dilanjutkan hingga menjadi pelabuhan transshipment.
"Upaya meningkatkan sarana dan prasarana pelabuhan ini sudah dijalankan. Dengan pendalaman alur, penguatan dermaga, pembangunan container yard dan revitalisasi dermaga selatan, drainase juga sudah dilakukan," jelasnya.
Kemudian dari suprastruktur juga dilakukan pembenahan dengan memperbarui peralatan di Pelabuhan Batuampar. Sebagaimana diketahui, saat ini Pelabuhan Batuampar hanya disupport alat bongkar muat yang sudah tua. Dimana alat bongkar muat itu hanya mampu menurunkan atau menaikkan 4 sampai 8 kontainer per jamnya ke kapal. Sehingga, saat ini BP Batam telah memesan alat bongkar muat terbaru yang mampu melakukan bongkar atau muat sebanyak 24 kontainer per jam.
"Kalau ada satu kapal dia bawa 1.000 kontainer kalau dia bisa angkut 4 kontainer per jam kalau dia pakai kontainer crane 12 per jam berapa jam dia tambat di Batuampar. Tapi kalau ada crane yang besar itu, dia tidak sampai satu hari sudah berlayar kapal itu," katanya.
Ia menambahkan, saat ini pembenahan Pelabuhan Batuampar baik infrastruktur mauoun suprastruktur untuk melengkapi kebutuhan logistik dunia. Sebab, pemilik barang maupun kapal pengiriman akan mencari pelabuhan yang efisien. Efisien yang dimaksud bukan hanya tarif murah, namun juga kecepatan, kepastian hingga keamanan.
"Bagaimana mungkin kita ingin melakukan ekspor langsung kalau pelabuhannya belum dibenarin. Ini sedang dalam proses tersebut, karena saat ini sangat agresif pembangunan di 2021 dan 2022 ini. Investasi yang dilakukan BP Batam di pelabuhan ini ratusan miliar dan belum pernah terjadi sebelumnya," imbuhnya.
Pembangunan pelabuhan Batuampar terus dikembangkan sebagai international transshipment hub hingga 2040 mendatang. Dengan kegiatan utama alih kapal/transshipment, jasa bongkar muat hingga 6,7 juta TEUs per tahun, jasa penumpukan barang dengan Container Yard seluas 112 hektar, jasa pandu dan tunda kapal serta ship to ship & FSU (Floating Storage Unit).
(*)