Tarif Logistik di Batam Harus Diselesaikan

Pratiwi - Minggu, 29 Mei 2022 11:20 WIB
Pelabuhan Batuampar, Batam | istimewa

BATAM (sijori.id) - Badan Pengusahaan (BP) Ba­tam tengah membangun Pelabuhan Batuampar untuk menjadi lebih modern. Salah satunya dengan melakukan perluasan container yard menjadi 3,8 hektare yang diperkirakan akan rampung tahun ini. Namun, perluasan tersebut dinilai akan sia-sia jika tarif logistik yang selalu dikeluhkan oleh pengusaha belum bisa diselesaikan. Direktur Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Ba­t­am, Dendi Gustinandar, mengatakan, mengenai biaya logistik yang telah diketahui bersama, hingga ke level menteri telah menyampaikan bahwa tarif logistik diharapkan bisa turun 23 persen.

BP Batam adalah pemilik dan pengelola pelabuhan utama di Kepri, yakni Pelabuhan Batuampar. Dimana, menurut data dari BPS, lebih dari 50 persen kegiatan ekspor-impor melalui Pelabuhan Batuampar.

”Ini adalah tugas kita bersama menekan cost logistic. Sedangkan BP Batam adalah pemilik dan pengelola pelabuhan, yang bisa dilakukan BP Batam, mengontrol tarif pelayanan,” katanya.

Dalam upaya menurunkan biaya logistik itu, tahun 2021 BP Batam sudah dua kali melakukan revisi Perka untuk menurunkan biaya logistik. Salah satunya dengan menurunkan biaya masa inap (dwelling time) kontainer.

”Contohnya, penumpukan itu bagian dari cost logistic bukan? Itu diturunkan BP Batam, itu salah satu contohnya diturunkan,” katanya.
Tidak hanya itu, biaya labuh untuk kapal juga diturunkan BP Batam untuk menekan biaya logistik ini. Biaya labuh dari yang sebelumnya Rp 1.450 per GT menjadi Rp 45 per hari per GT.

BP Batam juga menurunkan tarif yard untuk pariwisata dan beberapa biaya lainnya yang disesuaikan atau diturunkan. ”Itulah tanggung jawab atau itulah kewajiban BP Batam men-support bagaimana kita menurunkan atau menekan biaya logistik yaitu dengan mengontrol tarif layanan,” tutur Dendi.
Ia melanjutkan, dari sisi pelayanan perizinan, BP Batam juga memberikan layanan online. Sehingga hal ini membuat layanan perizinan bisa lebih mudah dan tanpa adanya tatap muka dengan petugas.

”Jadi, orang tidak perlu datang lagi. Kalau datang ke Kantor Pelabuhan Laut itu sudah tidak ada lagi. Pengguna jasa datang ramai ramai itu sudah tidak ada,” bebernya.
Dari sisi pelabuhan juga dibenahi untuk menekan biaya logistik. Salah satunya dengan melakukan proses dredging atau pengerukan minus (-)12 mLWS rata-rata dari posisi saat ini minus (-) 3 di Pelabuhan Batuampar.

Pengerukan ini bertujuan agar proses bersandar kapal di pelabuhan lebih cepat. Sebab, saat ini, kapal tidak bisa bersandar karena memerlukan minimal kedalaman 12 meter.

Hal itu belum lagi jika ada kapal Pelni yang tengah bersandar. Tentunya untuk bersandar, harus menunggu kapal Pelni selesai melakukan proses bogkar muat.

”Tapi kalau semuanya sudah minus 12, berarti dermaganya lebih banyak yang bisa bersandar. Dengan lebih banyak akan mengurangi waktu, berkurang waktu lebih efisien,” tegasnya.

Terakhir, BP Batam juga telah membeli container crane dari Korea Selatan. Saat ini, container crane itu tengah dikerjakan dan akan tiba di Batam akhir tahun ini.
Dendi menegaskan jika container crane ini sangatlah penting. Pasalnya di Pelabuhan Batuampar hanya mempunyai mobile crane yang hanya bisa mengangkat 4 hingga 8 kontainer dalam satu jam.

”Sementara dengan container crane yang saat ini telah dipesan, bisa mengangkat 24 hingga 29 kontainer per jam,” jelas Dendi.

Terkait permasalahan biaya logistik, Dendi mengatakan BP Batam telah melakukan beberapa hal. Yakni revisi aturan, perizinan yang dilakukan secara online, dan beberapa perencanaan untuk mengatur efisiensi dengan pengadaan serta memperbaiki sarana dan pra sarana.

”Jadi, ada yang langsung kelihatan ada yang belum. Ada yang sudah kita kerjakan lewat IT dan ada yang dilengkapi untuk menekan biaya logistik ini,” imbuhnya. (*)

Editor: Pratiwi
Tags tarif logistikBagikan

RELATED NEWS